Tugas 4 manajemen umum D3 MI Universitas Gunadarma
KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi
ada di mana-mana: di rumah, ketika anggota-anggota keluarga berbincang di meja
makan; di kampus, ketika mahasiswa-mahasiswa mendiskusikan hasil tentamen; di
kantor, ketika kepala seksi membagi tugas; di masjid, ketika muballigh
berkhotbah; di DPR, ketika wakil-wakil rakyat memutuskan nasib bangsa; juga di
taman-taman, ketika seorang pecinta mengungkapkan rindu dendamnya. Komunikasi
menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa
70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan
kualitas hidup kita.
Mengutip pendapat R. Wayne Pace dan Don F. Faules
(2001:31-33) Komunikasi organisasi adalah prilaku pengorganisasiaan yang
terjadi atau bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan
memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Dan lebih jelasnya Komunikasi
Organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan,
memelihara dan mengubah suatu organisasi.
Dengan komunikasi kita membentuk Baling pengertian
menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan
melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan
perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan,
dan menghambat pemikiran. Begitu penting, begitu meluas, dan begitu akrab
komunikasi dengan diri kita sehingga kita semua merasa tidak perlu lagi
mempelajari komunikasi.
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi?
Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang "concern" terhadap
kajian fenomena komunikasi maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian.
Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses
organisasi. Organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya
terdapat rangkaian alat-alat otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi karena
tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian yang lain. Conection
Komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan
kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi.
Di samping komunikasi mempunyai andil membangun iklim
organisasi, juga berdampak pada membangun budaya organisasi (Organisation
Culture), yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi.
Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam
tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya
merupakan sistem nilai dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara
para pegawai berperilaku. Iklim dan budaya organisasi tersebut pada akhirnya
berpengaruh terhadap efisiensi dan produktivitas.
Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain
dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding). Pendek
kata, agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi (frame of
references) maupun bidang pengalaman (field of experiences). Meskipun
nyaris mustahil menyamakan ranah kognituf individu-individu dalam organisasi,
tetapi melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan substansi isinya terdesain,
minimal terjadi proses penyebarluasan (deffusi) dimensi-dimensi
organisasi pada setiap orang. Dimensi-dimensi yang dimaksud misalnya: mini
organisasi, visi, nilai, strategi, prospek, dan sebagainya. Jika banyak orang
yang tidak memahami hakekat organisasinya, maka organisasi menjadi sulit untuk
melakukan mobilisasi, instruksi, maupun perubahan-perubahan dalam manajemen.
Ketidakmengertian (misunderstanding) merupakan
sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan rangsangan
(stimulus) yang membangkitkan prasangka (prejudice). Berbagai
aksi demo (unjuk rasa) yang dilakukan karyawan atau pegawai bukan hanya
persoalan ketidakpuasan terhadap pendapatan dan reward (ganjaran),
tetapi lebih banyak bersumber dari ketidakmengertian mereka terhadap
eksistensi organisasinya.
Dalam bahasa Melayu dikenal pepatah "tak kenal
maka tak sayang". Demikianlah tugas komunikasi, membuat mereka yang ada
dalam organisasi maupun terhadap mereka yang ada di luarnya saling mengenal
satu sama lain.
Bagi organisasi yang menyadari bahwa komunikasi sudah
merupakan bagian yang integral (integrated), maka kegiatan perencanaan,
riset, implementasi, maupun evaluasi komunikasi.1 Selain itu, organisasi ini
akan mengfungsikan secara optimal bagian-bagian yang diberi otoritas menangani
masalah-masalah komunikasi, seperti "bagian kehumasan" (public
relations officer), Protokoler, Pengembangan dan kerjasama.
Salah satu kegiatan komunikasi organisasi (kegiatan
komunikasi dalam organisasi) adalah iklan (advertensi). Di negara maju,
biaya Iklan biasanya masuk dalam ongkos proses produksi (Cost Production) yang
besarnya mencapai 10% s/d 20% dari total biaya. Bahkan masuk dalam biaya
investasi, setara dengan investasi di bidang sarana dan prasarana, sebab
promosi merupakan suatu investasi nilai yang abstrak tetapi mahal. promosi
disebut investasi karena membangun suatu "citra". Kelak di kemudian
hari, para manajer dalam organisasi akan tahu bahwa konsumen menyukai suatu
produk bukan semata-mata karena fungsi produk tersebut, melainkan karena
kepercayaan terhadap merk dagang yang disandangnya (brand-image). Oleh
karena efeknya sangat abstrak, banyak organisasi di negara berkembang yang
belum menjadikan promosi Sebagai Skala prioritas. Sedangkan di negara maju,
kegiatan utama mengenalkan organisasinya kepada masyarakat dengan promosi.
Bahkan untuk kegiatan politik seperti penilaian presiden, masing-masing partai
menyusun dan membelanjakan iklan lewat media massa, cetak, radio, televisi,
maupun internet.
Alvin Toffler (1980) meramalkan masyarakat yang akan
datang ditandai dengan globalisasi yang digerakkan oleh revolusi gelombang
ketiga. Ciri-cirinya antara lain, etos masyarakat industri melahirkan
masyarakat modern yang berorientasi ke masa depan, menjunjung tinggi
individualitas dan inter dependensi, integritas tatanan hidup, sadar akan peran
keduniaan, kepercayaan pada nilai kerja dan aktivisme, menjunjung tinggi iptek,
dan integritas kebangsaan. Masyarakat demikian merupakan sebuah masyarakat
cekatan (active society), penuh aneka aktivitas sosial (sosial
activisitis), yang merupakan manifestasi dari kebangkitan
organisasi-organisasi sosial yang mengabdi berbagai kebutuhan dan kepentingan
masyarakat yang semakin kompleks.
Mengutip Robert Presthus (1962) dan Neil Smelser
(1986) organisasi masa depan mempunyai konstruk demikian:
“Organisasi-organisasi itu tidak bergerak sendiri-sendiri secara terpisah
melainkan Baling berinteraksi dalam jaringan-jaringan hubungan dinamis. Maka masyarakat
industri juga dikenal sebagai masyarakat organisasi yang seolah-olah
menenggelamkan individu perseorangan.”
Globalisasi adalah sebuah realitas. Sebuah kenyataan
di mana kita sekarang ikut menghirup keberadaannya, merasakan konsekuensinya,
dan tentu merasakan dampaknya. Tidak mungkin bisa lari dari sergapannya. Tidak
mungkin kita persetankan realitas hidup ini dengan semboyan"Emangnya luu
gwe pikirin!!!" kalaupun pada akhirnya kita merasa terseok-seok dalam
mengantisipasi kecenderungan global itu, bila sedikit mau berusaha tahu tenting
hakekatnya, minimal bisa memperkecil resiko atau mengurangi kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang mungkin bakal kita hadapi.
Realitas kehidupan yang sedang kita jalani ini adalah
suatu hasil dari dinamika manusia dalam mengembangkan peradabannya. Manusia
bisa begitu dinamis karena is membutuhkan perubahan-perubahan. Kelompok manusia
yang tidak menyukai perubahan jelas akan berada dalam kerugian besar. Bukan
saja menyebabkan tidak mampu mengambil peranan yang maksimal untuk
memperjuangkan harkat dan martabatnya, tetapi juga tidak mampu menjamin
kelangsungan hidupnya, apalagi kelangsungan hidup generasi berikutnya.
Aspek yang paling spektakuler dalam modernisasi suatu
masyarakat ialah pergantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke
cara-cara modern. Akan tetapi, proses yang disebut proses revolusi industri itu
hanya satu bagian atau satu aspek saja dari suatu proses yang jauh lebih lugs.
Modernisasi suatu masyarakat ialah suatu proses transformasi, suatu perubahan
masyarakat dalam segala aspeknya. Menyangkut biding ekonomi, politik, budaya,
maupun struktur sosial suatu masyarakat.
Teknologi adalah khazanah pengalaman manusia yang
telah dibakukan menjadi pengetahuan tentang cara-cara membuat, memperoleh dan
mencapai sesuatu untuk kepentingan manusia .1 Sedangkan sains, menurut pakar
Teknik Elektro UGM ini, merupakan hasil usaha penemuan, penyusunan fakta dan
pengujian informasi yang terkumpul untuk mendapat kebenaran.
Analisis selanjutnya adalah mengenai konsekuensi
kompleksitas interaksi sosial yang diakibatkan oleh perubahan sosial dalam
konteks yang rasional. tersebut. Di satu pihak, instrumen-instrumen iptek itu
telah melipatgandakan kemakmuran manusia, tetapi di pihak lain menimbulkan
kesenjangan-kesenjangan, yang menciptakan dependensi antar kelompok manusia.
Hal tersebut karena kemampuan dan kemauan manusia dari setiap bangsa yang
berbeda-beda dalam mengadopsi nilai-nilai rasional tersebut dalam
kehidupannya.
Komunikasi Organisasi sebagai Kajian
Kajian/telaah komunikasi organisasi banyak mengkaitkan
dengan bidang manajemen. Komunikasi dalam konteks ini dilihat dari perspektif
teknis /operasiona1, komunikasi sebagai instrument mencapai tujuan-tujuan
organisasi.'
Komunikasi organisasi sebagai bidang kajian Ilmu
Komunikasi tidak hanya memfokuskan diri pada manajemen, tetapi telah melebar ke
masalah-masalah yang berkaitan dengan organisasi secara lebih luas.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
komunikasi diadik, komunikasi antar-pribadi dan ada kalanya juga komunikasi
publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti
komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.
Mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi
Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari
proses komunikasi yang baik pada tingkat individu maupun pada tingkat
organisasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan melakukan
proses yang akurat mulai dari proses penyandian, penyampaian pesan, penguraian
dan umpan balik pada tingkat komunikasi antar pribadi, dan pada tingkat organisasi
menciptakan dan memonitor saluran komunikasi yang tepat. Beberapa cara dapat
dilakukan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.
1. Meningkatkan
umpan balik. Kesalah pahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik dilakukan
dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama pentingnya dengan
komunikasi antar pribadi.
2. Empati.
Empati pada dasarnya merupakan komunikasi yang dilakukan berorientasi pada
penerima. Komunikator harus menempatkan dirinya sebagai penerima, sehingga
proses penyandian, penggunaan bahasa dan saluran disesuaikan dengan kondisi
penerima.
3. Pengulangan.
Cara yang efektif untuk meningkatkan efektivitas komunikasi adalah mengulangi
pesan. Pengulangan membatu pendengar atau penerima untuk menginterpretasikan
pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dipahami ketika pertama kali
mendengar.
4. Menggunakan
bahasa yang sederhana. Bahasa yang kompleks, istilah-istilah teknis dan jargon
menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh pendengar atau penerima. Tidak benar
bahwa gagasan yang bagus dan ilmiah harus disampaikan dalam bahasa yang ilmiah
dan teknis.
5. Penentuan
waktu yang efektif. Suatu permasalahan dalam komunikasi antar pribadi dimana
komunikator mulai menyampaikan pesannya pada saat penerima belum siap untuk
mendengarkannya. Cara yang efektif adalah mengelola waktu untuk komunikasi
sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas dan mudah
dipahami.
6. Mendengarkan
secara efektif. Salah satu cara meningkatkan komunikasi yang efektif dapat
dilakukan dengan mendengarkan secara efektif. Komunikasi adalah masalah
memahami dan dipahami.
7. Mengatur
arus informasi. Untuk mengatasi hambatan komunikasi karena beban informasi yang
berlebihan adalah dengan mengatur arus informasi. Komunikasi diatur mutunya,
jumlahnya dan cara penyampaiannya. Informasi yang disampaikan harus sistematis,
ringkas dan memiliki bobot tingkat kepentingan yang cukup.
Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang
dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1. Menentapkan
dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan
rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. 3.Mengorganisasikan
sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4. Memilih,
mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin,
mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang
mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi
meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya
suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan
harus ada penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi
mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan
perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi. Proses
komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun
secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari
setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu
dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan
selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak
sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Sistem komunikasi informal
menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang
untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu
bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif
apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses
komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau
ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan
terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari
pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang
meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.