BAB II
KONSEP DASAR
PERENCANAAN PENGAJARAN
A.
PENGERTIAN PERENCANAAN PENGAJARAN
1.
Menurut Ulbert Silalahi :
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta
merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi, finansial, metode dan
waktu untuk memaksimalisasikan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan.
2.
Menurut William H. Newman dalam Abdul Majid :
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,
penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan
berdasarkan jadwal sehari-hari.
3.
Menurut Bintoro Tjokroamidjodjo :
a.
Perencanaan
dalam arti luas : suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b.
Perencanaan
: suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-
sumber yang ada supaya efisien dan
efektif.
c.
Perencanaan
: penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan, bagaimana,
bilamana dan oleh siapa.
4.
Menurut Lembaga Administrasi Negara :
a.
Perencanaan
dalam arti luas : suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b.
Perencanaan
: proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan dan penentuan aparat pelaksana
kegiatan untuk mencapai tujuan.
c.
Perencanaan
: usaha yang diorganisasikan dengan dasar perhitungan untuk memajukan perkembangan tertentu.
5.
Menurut Comb dalam Harjanto :
Perencanaan Pengajaran dalam arti yang luas adalah
suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan
pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai
dengan tuntutan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakat.
6.
Menurut Abdul Majid :
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan
sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Dari pengertian-pengertian diatas
maka yang di maksud dengan Perencanaan
Pengajaran adalah suatu proses yang sistematis dilakukan oleh
guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
dengan langkah-langkah penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
B.
MASALAH-MASALAH POKOK DALAM PERENCANAAN PENGAJARAN
Beberapa permasalahan pokok yang
harus diperhatikan dan dicarikan solusi pemecahannya yaitu:
1.
Masalah Arah atau Tujuan
Masalah yang sering terjadi dalam penentuan arah atau
tujuan pengajaran adalah : rumusan masalah yang dibuat oleh guru terlalu luas
dan tidak operasional, sehingga sulit diukur dan diobservasi yang berakibat
tujuan pengajaran tidak dipahami oleh siswa.
2.
Masalah Evaluasi
Masalah yang muncul dalam evaluasi, berkisaran antara
lain : Prosedur evaluasi yang tidak dikenal oleh siswa yang berakibat evaluasi
yang dilaksanakan tidak adil, dan memuaskan para siswa. Rumusan instrumen
penilaian tidak jelas, alat penilaian di buat secara sembarang, kurang atau
tidak memenuhi syarat validitas, serta tingkat reliabilitas yang rendah.
Tingkat daya pembeda soal yang kurang baik yaitu tidak dapat membedakan mana
siswa pintar dan mana siswa yang kurang pintar.
3.
Masalah Isi dan Urutan Materi Pelajaran
Masalah yang muncul adalah bagaimana memilah-milah
mana materi pelajaran yang harus didahulukan penyajiannya secara runtun, logis
dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan
tidak terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi kegagalan dalam
menyampaikan uraian materi pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi
disebabkan guru membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban
materi pelajaran yang sebenarnya belum atau tidak diajarkan.
4.
Masalah Metode
Masalah yang berkaitan dengan metode pengajaran adalah
kurang atau tidak tepat sasaran dalam pemilahan metode yang digunakan, bersifat
monoton dan tidak sesuai dengan tujuan, strategi, model serta pendekatan
pengajaran yang digunakan.
5.
Hambatan-hambatan
Hambatan-hambatan bisa datang dari siswa (kurangmampu
mengikuti pelajaran, memiliki perbedaan indvidual), dari guru (kurang berminat
mengajar), faktor institusional (terbatasnya ruang kelas, laboratorium serta
alat-alat peraga).
C.
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN PERENCANAAN PENGAJARAN
1.
Menetapkan Misi dan Tujuan
Dalam pendidikan misi dan tujuan pengajaran mengacu
kepada misi dan tujuan pendidikan mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, tujuan pengajaran atau tujuan instruksional
baik umum maupun khusus (standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
hasil belajar).
2.
Diagnosa Hambatan dan Peluang
Diagnosa hambatan dan peluang termasuk kedalam bagian
dari analisis SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats). Kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi suatu lembaga atau
organisasi. Analisis SWOT bila diterapkan secara akurat akan membawa
keberhasilan suatu program kegiatan yang direncanakan.
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan
dalam lingkungan madrasah.
Ancaman merupakan situasi-situasi penting yang tidak
menguntungkan bagi lembaga dan merupakan gangguan terhadap eksistensi lembaga
di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Ancaman terhadap lembaga pendidikan Madrasah bisa
datang dari pesaing baru, kebijakan pemerintah, kondisi makro serta mikro
ekonomi yang sulit dan kesadaran yang rendah dari masyarakat tentang pentingnya
pendidikan Madrasah.
3.
Menilai Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah sumber daya yang dimiliki baik sumber
daya personal maupun sumber daya material, maupun sumber daya keuangan.
Kelemahan adalah kekurangan atau
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki lembaga yang berkaitan dengan sumber
daya manusia dengan kualitas dan kapabilitasnya, sumber daya material yang
terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya, sumber daya keuangan yang terbatas,
serta kecintaan dan loyalitas yang kurang baik dari guru, pegawai maupun siswa.
4.
Mengembangkan Tindakan Alternatif
Setelah analisis SWOT maka kepala sekolah dan guru
membuat perencanaan pengajaran harus dapat memilih alternatif tindakan dan
langkah-langkah yang terbaik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan.
5.
Mengembangkan Rencana Strategi
Dalam perencanaan pengajaran strategi yang
dikembangkan adalah strategi pengajaran. Strategi pengajaran adalah tindakan
guru dalam melaksanakan rencana pengajaran dengan menggunakan berbagai komponen
pengajaran (tujuan, bahan, metode, alat, sumber serta evaluasi) agar dapat
mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam ranga mencapai tujuan
belajar dan pengajaran yang telah ditetapkan.
6.
Mengembangkan Rencana Strategi
Pengembangan rencana strategi pengajaran dilakukan
dengan membuat model pengembangan sistem pengajaran. Model pengembangan
merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran yang
meliputi dua dimensi yaitu dimensi rencana dan dimensi proses yang nyata.
Dimensi rencana : prosedur dan langkah-langkah yang
seharusnya dilakukan dalam mempersiapan proses belajar mengajar.
Dimensi proses yang nyata : interaksi belajar mengajar
yang berlangsung di kelas.
7.
Mengembangkan Rencana Operasional
Diawali dengan melakukan analisis materi pelajaran
yang terdapat dalam kurikulum, analisis terhadap kalender pendidikan, pembuatan
program tahunan, program semester serta pembuatan silabus dan sistem penilaian.
D.
MACAM MACAM PERENCANAAN PENGAJARAN
Perencanaan termasuk perencanaan pengajaran dapat
dilihat dari beberapa segi:
1.
Berdasarkan jangka waktu
Dapat di bedakan lagi menjadi :
a. Perencanaan Jangka Panjang
Rencana
jangka panjang adalah perencanaan yang meliputi kurun waktu 10, 20, atau 25
tahun. Parameter atau ukuran keberhasilannya bersifat sangat umum, global dan
tidak terperinci. Namun demikian perencanaan jangka panjang dapat memberi arah
untuk jangka menengah dan jangka pendek.
b. Perencanaan Jangka Menegah
Perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan yang dilaksanakan dalam kurun waktu antara 4-7 tahun. Perencanaan
jangka menengah merupakan penjabaran dari perencanaan jangka panjang dan perlu
dijabarkan dalam perencanaan jangka pendek.
c. Perencanaan Jangka Pendek
Merupakan perencanaan dengan kurun
waktu antara 1 sampai 3 tahun dan merupakan penjabaran dari perencanaan jangka
menengah.
2.
Berdasarkan luas jangkauannya.
Dibedakan pula menjadi :
a. Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan
yang bersifat menyeluruh (umum) dan bersifat nasional.
b. Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro adalah perencanaan
yang memiliki ruang lingkup terbatas, hanya untuk satu institusi. Perencanaan
ini lebih rinci, konkrit dan operasional dengan memperhatikan karakteristik
lembaga, namun tidak boleh bertentangan dengan perencanaan makro atau nasional.
3.
Perencanaan Dilihat dari Telaahnya
Dibedakan menjadi :
a. Perencanaan Strategis
Merupakan rencana yang berkaitan
dengan kegiatan menetapkan tujuan, pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai
tujuan. Biasanya diambil oleh pucuk pimpinan yang kadang kurang didukung oleh
data-data statistik
b. Perencanaan Manajerial
Merupakan perencanaan yang ditujukan
untuk menggerakan dan mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dalam perencanaan ini
sudah lebih terperinci dan didukung data-data statistik.
c. Perencanaan Operasional
Merupakan rencana apa yang akan
dikerjakan dalam tingkat pelaksanaan di lapangan. Perencanaan ini bersifat
konkret dan spesifik serta berfungsi memberikan petunjuk teknis mengenai
aturan, prosedur serta ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan.
E.
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PENGAJARAN
Menurut Banghart dan Trull dalam Harjanto ada beberapa
karakteristik perencanaan pengajaran yaitu :
1. Merupakan proses rasional.
2. Merupakan konsep dinamik.
3. Terdiri dari beberapa aktivitas.
4. Berkaitan dengan pemilihan
sumberdana, sehingga mampu mengurangi pemborosan,
duplikasi, salah pengunaan dan salah dalam
manajemennya.
F.
DIMENSI-DIMENSI PERENCANAAN PENGAJARAN
Merupakan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa
karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Dimensi perencanaan
pengajaran meliputi :
1.
Signifikansi
Merupakan tingkat kekuatan atau pengaruh serta
ketergantungan antara tujuan pendidikan yang diajukan dengan kriteria-kriteria
yang dibangun selama proses perencanaan.
2.
Feasibilitas
Bahwa dalam perencanaan pengajaran harus disusun
dengan pertimbangan realitas dengan sumber-sumber pembiayaan serta
pertimbangan-pertimbangan lainnya yang bersifat realisitik untuk dicapai.
3.
Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa
perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian masalah-masalah secara lebih
spesifik dan mendetail serta tercapai tujuan spesifik secara optimal sesuai
waktu yang telah ditetapkan.
4.
Kepastian
Konsep kepastian mengarahkan agar dalam perencanaan
pengajaran perlu mempertimbangkan serta memilih hal-hal yang sifatnya pasti dan
dapat dilaksanakan.
5.
Ketelitian
Yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan
pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana dengan mempertimbangkan
pengambilan keputusan dari alternatif yang terbaik dan efektif serta efisien
untuk dilaksanakan.
6.
Adaptabilitas
Karena dunia pendidikan dan pengajaran bersifat
dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari informasi yang terbaru sebagai umpan
balik
7.
Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu harus diperhatikan,
baik untuk prediksi jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8.
Monitoring
Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria
untuk menjamin bahwa berbagai komponen perencanaan pengajaran berjalan dan
dikembangkan secara efektif dengan berbagai variasi.
9.
Isi Perencanaan
Perencanaan yang baik perlu memuat :Tujuan apa yang
diinginkan.
a. Program dan
layanan.
b. Tenaga manusia.
c. Keuangan.
d. Bangunan fisik mencakup tentang
cara-cara pengunaan pola distribusi dan kaitannya
dengan pengembangan psikologis.
e. Struktur
organisasi.
f. Konteks
sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan pengajaran.
G.
MANFAAT DAN PENTINGNYA PERENCANAAN PENGAJARAN
Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan
pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam
mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur
tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap
unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya
suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar
terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga,
alat-alat dan biaya.
Menurut Udin
Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun, perencanaan memiliki arti penting
sebagai berikut :
1. Dengan
adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian
tujuan pembangunan.
2. Dengan
perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan
dilalui.
3. Perencanaan
memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik (the best alternatif) atau kesempatan
untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the
best combination).
4. Dengan
perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.
5. Dengan
adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.
BAB III
KESIMPULAN
Perencanaan pengajaran adalah suatu hal yang sangat
penting yang harus dikerjakan oleh setiap guru ataupun calon guru. Jadi
perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum
mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi
pengajaran (interaksi guru-murid) tertentu yang khusus, baik yang berlangsung
di dalam kelas ataupun diluar kelas. Makin baik dipikirkan, maka makin baiklah
persiapan perencanaan pengajaran itu, sehingga bisa diharapkan makin baik pula
dalam pelaksanaannya.
Semua perencanaan yang baik adalah suatu proses
pertumbuhan. Pada mulanya suatu konsep hanya samar-samar, lambat laun berkat
pemikiran yang matang maka konsep itu makin jelas dan terperinci. Setiap
perencanaan harus bersifat fleksibel (bisa berubah-ubah) sehingga ada usaha
untuk selalu memperbaiki dan mempertinggi mutu pengajarannya.
Mengajar itu sebenarnya merupakan juga suatu “seni”
dan sebagaimana kesenian yang lain harus pula selalu dikembangkan dengan usaha
yang sungguh-sungguh dan tekun untuk mencapai taraf dan mutu yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Darwin Syah, M.Pd, 2007, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan
Agama Islam.
Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik, 1995, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM.